Menyusuri Sejarah Islam di Masjid Tua Patimburak

Kokas, sebuah kecamatan di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, menyimpan keunikan budaya dan sejarah yang sangat kaya. Salah satu yang paling mencolok adalah nuansa kehidupan Islami yang sangat kental di daerah ini. Sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam, dan di tengah masyarakat tersebut terdapat sebuah masjid yang menjadi saksi bisu perkembangan agama Islam di wilayah tersebut.

Masjid Tua Patimburak adalah salah satu peninggalan sejarah Islam yang sangat dihargai oleh masyarakat Kokas. Masjid ini diperkirakan sudah ada lebih dari 200 tahun yang lalu, menjadikannya sebagai masjid tertua di Kabupaten Fakfak. Dibangun pada tahun 1870, masjid ini didirikan oleh seorang imam bernama Abuhari Kilian. Hingga saat ini, meski telah beberapa kali mengalami renovasi, masjid ini tetap mempertahankan sebagian besar keaslian bangunannya, termasuk empat pilar penyangga yang belum diganti sejak pertama kali dibangun.

Masjid ini memiliki ukuran yang relatif kecil, hanya sekitar 100 meter persegi, namun keindahan arsitekturnya memancarkan pesona tersendiri. Bangunan masjid ini memiliki keunikan yang sangat mencolok, yakni perpaduan bentuk antara masjid dan gereja. Keunikan arsitektur ini membuatnya berbeda dengan masjid-masjid lainnya, sekaligus menambah daya tarik bagi para pengunjung yang datang untuk melihat langsung sejarah dan budaya yang melekat pada masjid ini.

Selama perjalanan menuju masjid ini, pengunjung akan merasakan nuansa tradisional yang sangat kental. Kampung Patimburak, tempat masjid ini berada, dihuni oleh tak lebih dari 35 kepala keluarga, yang semuanya menjalani kehidupan dengan sangat sederhana. Kehidupan mereka yang bersahaja menjadi latar belakang yang sempurna bagi masjid tua yang ada di tengah mereka. Walaupun tampak sederhana, masjid ini menjadi simbol kekuatan dan keteguhan agama Islam di daerah yang jauh dari keramaian kota besar.

Salah satu cerita menarik yang tersimpan di balik Masjid Tua Patimburak adalah kejadian masa lalu ketika masjid ini diterjang bom tentara Jepang. Saat masa penjajahan, masjid ini pernah dihancurkan sebagian oleh bom yang dijatuhkan oleh tentara Jepang. Beberapa pilar masjid bahkan masih meninggalkan bekas peluru sebagai kenangan akan peristiwa tersebut. Meskipun begitu, masjid ini tetap kokoh berdiri dan menjadi tempat ibadah yang tetap dihormati oleh masyarakat setempat.

Proses penyebaran Islam di Kokas juga memiliki hubungan erat dengan Kekuasaan Sultan Tidore. Pada abad XV, Kesultanan Tidore mulai mengenal agama Islam melalui Sultan Ciliaci, yang merupakan sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak saat itu, penyebaran agama Islam pun mulai berkembang secara perlahan di seluruh wilayah kekuasaan Sultan Tidore, termasuk di Kokas. Ini menjadikan Kokas salah satu daerah yang sangat berperan dalam sejarah perkembangan Islam di Papua Barat.

Selain masjid, ada juga sebuah pohon mangga yang sangat besar di pelataran masjid. Ukuran batang pohon ini sangat besar, bahkan empat orang dewasa harus merengkuh batang pohon ini dengan kedua tangan mereka untuk mengelilinginya. Pohon mangga ini dianggap sangat sakral karena usianya yang diperkirakan hampir sejajar dengan usia masjid itu sendiri. Keberadaan pohon ini menambah kesan mistis dan bersejarah bagi masjid dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Bagi mereka yang ingin mengunjungi Masjid Tua Patimburak, perjalanan menuju lokasi ini bisa dibilang cukup menantang namun sangat menyenangkan. Perjalanan dimulai dengan perjalanan darat selama dua jam dari pusat Kota Fakfak menuju Kokas. Setelah tiba di Kokas, pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan longboat sewaan untuk mencapai Kampung Patimburak. Perjalanan dengan longboat ini menawarkan pemandangan yang sangat indah, dengan pulau-pulau karang yang masih perawan terlihat jelas sepanjang perjalanan.

Keindahan alam sekitar Masjid Tua Patimburak menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung. Di sepanjang perjalanan dengan longboat, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang jernih, pulau-pulau kecil yang tak berpenghuni, dan kehidupan alam yang masih terjaga dengan baik. Bagi mereka yang mencintai keindahan alam, perjalanan menuju Kokas akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Bukan hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Tua Patimburak juga menjadi simbol kuatnya nilai-nilai Islam yang sudah mengakar di tanah Papua. Keberadaan masjid ini menjadi bukti nyata bahwa agama Islam telah lama menyatu dengan masyarakat Papua Barat. Melalui masjid ini, kita dapat melihat betapa pentingnya mempertahankan dan merawat warisan sejarah, serta bagaimana agama Islam dapat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk kota besar.

Sebagai salah satu pusat agama Islam di Kabupaten Fakfak, Masjid Tua Patimburak tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar. Aktivitas keagamaan seperti pengajian, shalat berjamaah, dan perayaan hari besar Islam rutin diadakan di sini, menjadikannya sebagai tempat yang sangat dihormati dan disegani oleh warga setempat.

Masjid ini juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian budaya dan tradisi Islam di Papua Barat. Dengan keberadaan masjid yang telah berusia lebih dari dua abad ini, masyarakat Kokas diingatkan untuk terus menjaga warisan sejarah mereka. Masjid Tua Patimburak tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga simbol keberlanjutan agama Islam yang terus berkembang di tanah Papua.

Dibuat oleh AI
Share on Google Plus

About newsonline

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar :

Posting Komentar