Festival MTQ Papua

Kamis, 26 Februari 2009

Banyak sejarah menulis, masyarakat Papua adalah penganut animis atau pemuja roh. Kenyataanya, di Kabupaten Fakfak, Islam hadir telah ratusan tahun.


Beberapa hari ini, Yohan Toysuta semakin tak bisa tidur nyeyak. Bukan apa-apa, pria Fakfak ini harus bertanggungjawab 170 orang yang akan terlibat dalam paduan suara gabungan yang akan ditonton ribuan orang dari berbagai agama.

Tinggal beberapa hari, ia terus memantau tim yang terdiri dari --paduan Suara Katolik, STIE OG, dan paduan Suara Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi) Kabupaten Fakfak—dalam persiapan pembukaan gelar acara akbar. Meski Paduan Suara Pesparawi pernah memenangkan juara tingkat gereja di Kabupaten Fakfak, namun pentasnya kali ini tak boleh main-main. Jangan kaget, para tim paduan suara itu tak sedang mempersiapkan untuk menyanyikan lagu-lagu gereja atau Yesus.

Tapi mereka sedang berlatih menyanyikan lagu Sholawat Nabi dalam untuk menyukseskan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke II tingkat Provinsi Papua Barat di Kabupaten Fakfak, 22 April 2008, Selasa besok.

Tim Pauan Suara MTQ ke II Kabupaten Fakfak ini, dibentuk oleh Bupati Fakfak, Dr. Wahidin Puarada.

Meski acara MTQ kali ini adalah acara kaum Muslim, namun yang merasakan pestanya adalah semua agama di Fakfak.

Simbol persaudaraan “Satu Tungku Tiga Batu” diangkat untuk meramaikan pesta MTQ ke II kali ini. “Satu Tungku Tiba Batu” (satu keluarga tiga agama), adalah simbol toleransi agama di Kabupaten Fakfak yang dijaga selama ratusan tahun secara turun temurun. Tiga agama itu adalah; Islam, Kristen dan Protestan.

Bahkan di beberapa tempat beberapa sepanduk bertulisakan ucapan datang dari berbagai kalangan. Diantaranya datang dari Perkumpulan Tionghoa Fakfak. Bunyinya, ”Dengan Semangat MTQ Kita Tingkatkan Solidaritas Umat Beragama.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 

Papua Hebat

BCFOS

Chow Kit

 
Copyright © Tourism in Papua